Jumat, Maret 11, 2011

IA MEREKAM PUISI KEHIDUPAN


Episode 1
            “Ia berani menghadapi keseharian dunia ini dan memutarbalikkannya bak sehelai kaus kaki kotor” kata kata sastrawan Andre pieyre de mandiargues tentang Henri Cartier ada benarnya. Dalam upayanya mengungkapkan rahasia kehidupan, fotografer perancis itu terus menerus merekam dunia yang sering tak lebih anggun dari sehelai kain rombeng.
            Di meksiko, sepasang pelacur berpupur tebal menjajakan diri dibalik jendela. Di lorong sepi newyork, seseorang berbagi cerita dengan kucing. Sedangkan di sebuah pabrik di moskow, di bawah potert lenin dan stalin, sebait melodi mengajak para buruh berdansa sejenak. Cartier-brenson merekamnya semua. Semua kehidupan yang berlalu cepat. Semua yang tampak kecil, murah, dan tanpa arti. Tapi, di balik senyum seorang pelacur, Cartier-Brenson mendengar tangis anak manusia. Diantara kata kata dan kesunyian, ia menyaksikan hidup dan tidak pernah berhenti bergelora.
            Kehidupan itu berawal ditengah keluarga ternama pemilik pabrik tekstil, 1908. Cartier- brenson tumbuh didunia baru yang serba otomotif, cepat, dan kritis, dunia yang terlahir dari reruntuhan perang dunia pertama. Henri kecil seperti terbawa semangat memberontak ini. Kegemaranya, selain bolos sekolah, adalah mengunjungi sanggar pelukis andre lhote.
            Pada usia 22 tahun, Cartier-Brenson meninggalkan kehidupannya yang borjuis. Ia mengembara kepantai gading, berbekal “lampu sorot dan bedil”. Satu tahun ia mencari nafkah sebagai pemburu binatang, sampai suatu hari ia jatuh sakit. Ia menjual senjatanya. “ kemudian saya memperoleh kamera leica yang menadi pengganti mata saya”.
            Maka, dengan kamera di tangan dan syair rimbaud di kantung, Cartier merekam puisi puisi kehidupan dipojok pojok jalan. Hasilnya adalah foto yang kaya akan intuisi dan ironi, dimana momen dan geometri menyatu. Dalam foto orang meelompati genangan, inilah fotografi decisive moment, rekaman disaat menentukan.                                                                
                                                                                                            BERSAMBUNG.....HEHHEHE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar