Senin, Maret 14, 2011

ISMAIL DARI BONE



                Namaku Ismail dari Bone. Bapak ku Matahari, bulan, bintang, topan, dan ombak. Ibu menyusuiku, jerit burung camar. Namaku Ismail dari bone. Kulitku cokelat kayu ulin kapal Phinisi. Ada seorang perempuan menyimpan potongan rambutku dalam sebuah kotak, di pelabuhan terakhir. Ada tato berbentuk hati dengan namanya, di dadaku. Ada luka dimana ahab menancapkan tombaknya, dan kini ia bersumpah mengejarku sampai kedassar samudra.
            Namaku Ismail dari Bone. Aku lari dari bau ikan asin dan gubuk reot di tepi pantau, dan bermimpi terbang ke kota. Usia empat belas, aku terkencing kencing saat juragan memerintahkan ku mendaki tiang layar di tenga badai. Usia lima belas, semua lautan aku kencingi. Siang aku bergulat denga ombak, sehingga ototku sekeras tambang dan sekencang layar. Malam, aku mabuk bersama kelasi pelarian dari jaffa, dilambung raksasa 50 x 12 meter, tempat menyimpan karung semen dan ribuan batang sabun.
            Namaku Isamail dari bone. Jangan tanya kemana uangku pergi, perempuan tuak, dan dadu, tak perlu ditangisi. Tidak ada yang menunggu di pelabuhan berikut, Cuma angin laut yang kembali mengajak pergi. Aku sangkuriang karena mencintai wanita yang sama; samudra adalah ibu, juga kekasihku. Aku werkodara yang tenggelam kerahimnya dan kembali. Aku penyair keats yang namanya tertulis diriak ombak.
Namaku ismail. Pelaut dari Bone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar