Kamis, Februari 24, 2011

Tulisan yang Memikat Pembaca



Oleh Ayi Jufridar
Penulis fiksi dan jurnalis

            MENGARANG itu gampang, kata penulis Arswendo Atmiwiloto. Dikatakan gampang karena sejauh bisa baca tulis, seseorang pasti bisa mengarang atau menulis. Sederhananya, menulis hanya menggabungkan huruf demi huruf menjadi kata, kata demi kata menjadi kalimat, dan kalimat demi kalimat menjadi paragraf.
             Namun, untuk mengasilkan sebuah tulisan yang memikat pembaca, baik tulisan itu berupa karangan, teks pidato, berita, maupun skripsi, setidaknya dibutuhkan dua syarat:
1.      Kemampuan menulis yang baik.
2.      Pengetahuan yang memadai.  
Seseorang yang memiliki pengetahuan luas, tetapi tidak bisa mentransformasikan pengetahuannya tersebut dalam bentuk tulisan, maka ia akan gagal menarik minat pembaca. Tulisannya akan terasa kering, tidak berjiwa, tidak memiliki roh. Demikian sebaliknya seorang yang mampu menulis dengan baik, tetapi tanpa disertai pengetahuan yang memadai, maka tulisannya akan dangkal.
·        Mengapa Menulis?
Setiap orang mempunyai alasan berbeda dalam menulis. Ada yang menulis karena terpaksa, ada yang karena  ingin berbagi pengalaman, ada yang ingin mencari ketenaran, dan ada juga yang menulis karena tuntutan pekerjaan. Namun apa pun alasannya, seperti pekerjaan yang lain, menulis dengan terpaksa tidak akan menghasilkan sebuah tulisan yang bagus. Kalau penulis bisa menikmati tulisannya dan “tenggelam” dalam tulisannya saat menulis, biasanya pembaca juga bisa menikmati hal yang sama.

Alasan mengapa menulis sangat menentukan kualitas tulisan yang dihasilkan.

Menurut Farid Gaban, tulisan yang hidup adalah senjata penting untuk menaklukkan minat  pembaca. Tulisan tersebtu dicari bahkan dikangeni karena berjiwa, memiliki sudut pandang yang unik dan cerdas, serta penuh vitalitas.
Farid Gaban merincikan sebuah tulisan memikat harus mengandung tujuh elemen:

1.     Informasi
Adalah informasi, bukan bahasa, yang merupakan batu bata penyusun sebuah tulisan yang efektif. “Prosa adalah arsitektur, bukan dekorasi interior,” kata Ernest Hemingway. Untuk bisa menulis prosa yang efektif, penulis pertama-tama harus mengumpulkan kepingan informasi serta detil konkret yang spesifik dan akurat -- bukan kecanggihan retorika atau pernik-pernik bahasa.
2.     Signifikansi
Tulisan yang baik memiliki dampak pada pembaca. Dia mengingatkan pembaca pada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka, kesehatan, kemakmuran maupun kesadaran mereka akan nilai-nilai. Dia memberikan
informasi yang ingin dan penting diketahui pembaca.
Serta meletakkan informasi itu dalam sebuah perspektif yang berdimensi: mengisahkan apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
3.     Fokus
Tulisan yang sukses biasanya justru pendek, terbatasi secara tegas dan sangat fokus. Umumnya tulisan yang baik hanya mengatakan satu hal. Mereka mengisahkan seorang serdadu atau seorang korban, bukan pertempuran. Memperbincangkan sebuah person, sebuah kehidupan,
bukan sebuah kelompok sosio-ekonomi.
4.     Konteks
Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan kemana mengalir, seberapa jauh dampaknya dan seberapa tipikal. Penulis yang tak terlalu piawai menyajikan konteks dalam sebuah kapsul besar secara sekaligus, sehingga sulit dicerna.Penulis yang lebih lihai menggelombangkan konteks ke seluruh cerita.
5.     Wajah
Manusia suka membaca tulisan tentang manusia lainnya. Jurnalisme menyajikan gagasan dan peristiwa – trend sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan -- dengan memperkenalkan pembaca kepada orang-orang yang
menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau
dengan menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh
gagasan dan peristiwa itu.
6.     Bentuk
Tulisan yang efektif memiliki sebuah bentuk yang mengandung dan --sekaligus -- mengungkapkan cerita. Umumnya berbentuk narasi. Dan sebuah narasi bakal sukses jika memiliki semua informasi yang dibutuhkan pembacanya dan jika ceritanya bisa diungkapkan dalam
pola kronologis aksi-reaksi. Penulis harus kreatif untuk menyusun sebuah bentuk yang memungkinkan pembacanya memiliki kesan komplet yang memuaskan, perasaan bahwa segala yang ada dalam tulisan mengalir ke arah konklusi yang tak terhindarkan.
7.     Suara
Kita tak boleh lupa, bahkan dalam abad komunikasi massa seperti sekarang kegiatan membaca tetap saja bersifat pribadi: seorang penulis bertutur kepada seorang pembaca. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada pembacanya. Majalah/koran yang baik tak ubahnya seperti pendongeng yang memukau. Dan penulis yang baik mampu menghadirkan warna suara yang konsisten ke seluruh cerita, tapi menganekaragamkan volume dan ritme untuk memberi tekanan pada makna.

Secara ringkas, tulisan yang baik mengandung informasi
menarik dan berjiwa. Menarik karena penting, terfokus dan berdimensi. Serta berjiwa, karena berwajah, berbentuk dan bersuara.

·        Syarat Menjadi Penulis yang Berhasil
1.      Rajin membaca. Dengan banyak membaca kita bisa mendapatkan banyak kosa kata dan sekaligus bisa belajar membangun sebuah tulisan. Dengan membaca pula kita bisa mendapatkan ide menulis, serta bisa menambah wawasan. Tidak ada penulis yang berhasil tetapi tidak rajin membaca. Kalau tidak rajin membaca, lebih baik tidak memilih karir sebagai penulis.
2.      Rajin menulis. Satu-satunya bentuk latihan yang efektif untuk menjadi penulis, ya dengan cara menulis. Membaca lusinan buku teknik menulis tidak akan membuat kita menjadi penulis bila tidak pernah mencoba menulis. Sama halnya seperti belajar naik sepeda yang tidak akan bisa bila kita tidak mendayung sepeda. Buku-buku panduan hanya mengarahkan, tetapi kita bisa menulis dengan latihan, bukan dengan membaca buku panduan.
Salah satu cara latihan yang paling mudah dan murah tetapi bermanfaat adalah dengan menulis buku harian. Buku harian bukan hanya jadi terapi bagi jiwa, tetapi juga menjadi sumber inspirasi.  
3.      Rajin mengevaluasi. Evaluasi diperlukan untuk menambah kualitas tulisan. Cara mengevaluasi bisa dengan mengirim tulisan ke media cetak atau dengan meminta pendapat penulis yang sudah berhasil.

·        Kendala penulis pemula:
1.      Susah memulai, sulit mengakhiri
2.      Sulit mendapatkan inspirasi
3.      Beban harus menulis bagus
4.      Mudah dihinggapi rasa bosan
5.      Gampang putus asa saat tulisan tidak diterima
6.      Terlalu cepat puas ketika tulisan dimuat
7.      Malas latihan menulis
8.      Malas membaca
==========================000======================





Tidak ada komentar:

Posting Komentar