Minggu, Februari 20, 2011

peran warkop dalam masyarakat aceh


BAB I
PENDAHULUAN
           
1.1       Latar Belakang Masalah
Warung kopi atau keude kupi bagi masyarakat di aceh merupakan tempat dimana masyarakat berkumpul untuk sekedar melepas lelah, maupun tempat mengawali hari sebelum melaksanakan aktivitas rutin, namun fenomena kebiasaan masyarakat aceh yang sering berada diwarung kopi menimbulkan polemik-polemik dari orang yang berasal dari luar daerah,mereka mempertanyakan “ malaskah orang aceh?”pertanyaan itu penting untuk di jawab,dalam hal ini penulis yang juga sering menghabiskan waktu di warung kopi melihat bahwa komunikasi di warung kopi merupakan sebuah dinamika yang mengidentifikasikan bahwa disana telah terbentuk berbagai wacana peradaban aceh yang belum jelas arahnya kemana.
            Sementara di masa lalu, warung kopi yang kebanyakan didirikan di samping mesjid merupakan tempat yang melahirkan sistem kultural yang partisipatorik dan iklim positif dalam kehidupan masyarakat Aceh yang akhirnya turut serta menanam saham peradaban Islam di Aceh yang tersohor hingga ke seluruh penjuru dunia. Bila azan berkumandang, maka bergegaslah mereka berbondong-bondong ke mesjid, bila telah datangnya waktu ‘pangajian’ niscaya mereka pun meninggalkan warung kopi menuju tempat pengajian untuk belajar ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum lainnya, bila ada permasalahan-permasalahan maka akan didiskusikan di warung-warung kopi dengan segala etika untuk kemudian akan dibawa ke mesjid jika dirasa didapatnya jalan buntu untuk menyelesaikannya. Maka itu, kita akan menjumpai banyak warung kopi yang posisinya berdekatan dengan mesjid.
          Di era kontemporer ini, warung kopi di Aceh dengan segala tradisinya tak ubahnya laksana miniatur terkecil wajah kehidupan rakyat Aceh. Hiruk pikuk keseharian sebagian besar elemen masyarakat Aceh hampir tidak pernah terlepas dari persentuhan langsung dengan warung kopi. Hal ini tentu menarik untuk dikaji. Warung kopi telah menjadi center atau pusat perkumpulan beragam komunitas masyarakat Aceh yang mengawali beragam aktifitas dan rutinitas kesehariannya pada berbagai lini. fenomena kesibukan masyarakat Aceh di warung kopi ini dalam analisa saya telah dijadikan sebagai potret kehidupan rakyat Aceh bagi orang luar. Sehingga menghasilkan aneka penilaian dari tatapan siapapun yang memandang Aceh. Dari banyak wawancara yang penulis lakukan dengan masyarakat luar Aceh, baik komunikasi dan perjumpaan langsung maupun lewat dunia maya. Terungkap, bahwa sebagian di antara mereka memandang dan meyakini bahwa menjamurnya warung kopi di Aceh sebagai “simbol kemalasan” masyarakat Aceh. Apalagi ditunjang oleh fakta bahwa warung kopi di Aceh tak pernah sepi pelanggannya meski di jam kerja sekalipun; jam 08 hingga jam 14.00 siang, bahkan hingga sore dan sampai larut malam.
            Mereka mempertanyakan; kapan orang Aceh bekerja jika terus-terusan sibuk di warung kopi?, atau, kapan para mahasiswa “belajar” jika dari pagi sampai sore dan berlanjut ‘nonton bola’ hingga larut malam di warung kopi?. Selain itu, sebagian masyarakat Aceh juga memilki pandangan yang sama bahwa warung kopi merupakan “simbol kemalasan”.
             Namun demikian, saya meyakini bahwa rutinitas keseharian masyarakat Aceh yang banyak dihabiskan di warung kopi pada dasarnya merupakan sebuah energi positif yang dimiliki oleh masyarakat Aceh sebagai sebuah entitas yang peradabannya pernah dikenal dunia. Eksisnya ‘diskusi-diskusi’ ringan di warung kopi adalah sebagian diantara alasan saya. Banyak teman saya yang mengakui bahwa mereka ‘banyak sekali’ mendapatkan inspirasi, ide maupun gagasan-gagasan berawal dari diskusi ringan di warung kopi, bahkan ada yang berlanjut menjadi suatu yang spektakuler, semisal diskusinya berakhir dengan berdirinya sebuah parpol, berdirinya penerbit buku, berbagai macam model usaha, dan sebagainya.



1.2              Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis memilih rumusan masalah yakni: peran warung kopi dalam pencitraan karakter masyarakat di kota lhokseumawe”

 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini anatara lain:
1.      Untuk mengetahui menilai peranan warung kopi sebagai media pencitraan karakter masyarakat.
2.      Untuk mengetahui sisi positif dan negatif warung kopi di kota lhokseumawe.
3.      Untuk mengetahui apa yang sebenarnya di lakukan masyarakat di warung kopi sehingga menjadi kebiasaan sehari hari.


1.4.1        Manfaat Akademis
Secara akademis penelitian ini diharapkan,
1.      Dapat menjadi acuan dan referensi tambahan bagi penulis dan pembaca.
2.      Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.

1.4.2        Manfaat Praktis
1.      Bagi Pembaca
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan penambahan informasi mengenai peran warung kopi bagi masyarakat kota lhokseumawe.
2.      Bagi Penulis
      Untuk mendapatkan pengetahuan lebih mengenai teori yang dipelajari serta fakta yang terjadi terdapat di lapangan, serta menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dalam realita kehidupan.




1.5            Sistematika Penulisan

BAB I             PENDAHULUAN
Memuat latar belakang masalah dari topik yang diteliti secara singkat serta merumuskan masalah tersebut, dan juga terdapat tujuan dan manfaat dari penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

BAB II            KERANGKA TEORETIS
Menguraikan teori-teori yang relevan dengan objek-objek pada judul skripsi dan juga menjadi landasan dalam menganalisa masalah yang akan diteliti penulis.

BAB III          METODOLOGI PENELITIAN
Meguraikan secara singkat metode penelitian yang digunakan, nara sumber, teknik pengumpulan data,teknis analisis data serta waktu dan lokasi penelitian.
























BAB II
KERANGKA TEORETIS



2.1              Warung kopi
2.1  Definisi warung kopi
Warung kopi adalah tempat yang menyediakan kopi dan berbagai jenis minuman lain nya,selain itu warung kopi juga menyediakan berbagai jenis makanan tradisional.warung kopi juga merupakan tempat di mana berkumpulnya orang-orang yang sekedar bersantai atau pun melakukan aktifitas diskusi,selain itu ada juga yang memanfaatkan warung kopi sebagai tempat melakukan proses jual beli barang.
Pada dasarnya warung kopi identik dengan kalangan-kalangan paruh baya,hal ini didasari karena pelanggan-pelanggan yang sering berada di warung kopi merupakan orang-orang yang sudah paruh baya,namun seiring perkembangan zaman warung kopi tidak hanya di minati oleh kalangan-kalangan tertentu saja tapi sudah mencakup berbagai elemen,mulai dari orang tua,remaja,bahkan anak-anak pun sering berada di warung kopi.

2.2  Karakter
               karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.Karakter seperti:
  1. Pemarah
  2. Sabar
  3. Ceria
  4. Pemaaf
Dan banyak lainnya karena setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda.Manusia sebagai makhluk individu-sosialis mempunyai karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik),ataupun dalam bahasa inggris (charateristic).Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri

2.3. Masyarakat
              Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
              Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
              Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.

                Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.


























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


Dalam bab metodologi penelitian ini penulis membahas lima bahasan, yaitu metode penelitian, narasumber yang menjadi objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan yang terakhir waktu dan lokasi penelitian.

3.1              Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif - kualitatif. Metode penelitian deskriptif - kualitatif merupakan penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa atau bidang tertentu secara aktual dan cermat. Tidak mencari hubungan atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, melainkan memaparkan situasi atau peristiwa tersebut .
Dalam buku berjudul ”Metode Penelitian Komunikasi”, menjelaskan penelitian deskriptif ditujukan untuk: (Rakhmat, 2001: 25)
  1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
  2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
  3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
  4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Penulis menggunakan metode deskriptif ini dengan tujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai peran warung kopi dalam pencitraan karakter masyarakat kota lhokseumawe. Alat yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam serta mengumpulkan dokumentasi yang akan penulis dapatkan di tempat penelitian dilakukan.

3.2              Narasumber
Narasumber untuk memperoleh informasi pada penelitian ini adalah para pelanggan warung kopi di kota lhokseumawe. Narasumber ini dipilih karena merupakan sumber yang memiliki pengalaman pribadi dan yang sering menikmati kesehariannya di warung kopi .

3.3              Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan, atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83). Menurut Lofland dikutip Moleong (2005: 157) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain.
3.3.1        Data Primer
Jadi dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui:
a.       wawancara
Interview atau wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya–jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
Dalam wawancara selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan:
a.       Interviewer, sebagai pengejar informasi yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali keterangan-keterangan yang lebih mendalam. Terhadap jawaban, interviewer menilai, menafsirkan dan mencatatnya.
b.      Interviewee, sebagai pemberi informasi.
Keunggulan utama dari wawancara menurut Sarwono (2006: 25) yaitu memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur yang merupakan teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan, mempersiapkan daftar sebagai pedoman saat melakukan wawancara. Wawancara dilakukan melalui in depth interview (wawancara secara mendalam) dengan nara sumber.
b.   Observasi
Selain melalui wawancara, penulis melakukan penelitian juga melalui observasi, yaitu mengamati secara langsung aktivitas para pelanggan warung kopi di beberapa sudut kota lhokseumawe

3.3.2        Data Sekunder
Dalam hal ini penulis menggunakan data sekunder berupa buku-buku dan media online. Buku-buku dan media online yang digunakan berupa buku dan media online yang memuat informasi mengenai topik bahasan yang penulis angkat dalam penelitian ini.

3.4              Metode Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah bersifat non statistik, karena data-data yang dikumpulkan bukan berupa angka. Penulis menggunakan teknik analisa data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yakni menggunakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari narasumber kemudian dianalisis menggunakan landasan teori yang ada dan memaparkan secara sistematis berdasarkan fakta yang ada     

3.5              Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai dari bulan Oktober 2009. Lokasi penelitian yang penulis ambil adalah beberapa warkop (warung kopi) yang berada di kota lhokseumawe.


DAFTAR PUSTAKA




Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Motodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Husein, Umar. Metodologi Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.


Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 2005.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001.

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Soehoet, Hoeta. Media Komunikasi. Jakarta : Yayasan Kampus Tercinta, 2003.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2005.

Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi - Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2000.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo Persada, 2006.



SUMBER LAIN
1.      Website





PROPOSAL SKRIPSI ILMU KOMUNIKASI

JUDUL

PERAN WARUNG KOPI DALAM PENCITRAAN KARAKTER MASYARAKAT KOTA LHOKSEUMAWE







DI SUSUN OLEH :

NAMA :AFRI FANDI

NIM      :080240047

PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar