Selasa, Maret 08, 2011

Perginya si Raja Koran


Sumber           : Tempo edii 1991
            Awan duka cita selasa pekan lallu ( tahun 1991 ) menyelimuti harian daily mirror. Dan belasan penerbit lain di eropa dan amerika. Manyat pemilik berbagai penerbit itu ditemukan terapung di laut kepulauan canary, spanyol. Sampai pekan lalu, sebab-sebab kematian raja koran itu masih miterius.
            Ia, konon tewas karena terjatuh dari ketinggian 55 meter dari kapal pesiarnya akibat serangan jantung. Tapi sebelumnya ia di beritakan bunuh diri karea oenerbit Mirror Group News papare miliknya di lilit utang milyaran dolar. Tak kalah ramainya, spekulasi yang mengatakan Maxwell di bunuh teroris palestina. Maklum, belakangan raja koran yang keturunan yahudi ini dikabarkan sangat dekat dengan kelompok keturunan yahudi rusia.
            Nama Robert Maxwell memang tak sepopuler raja koran Rupert Murdoch, dari perusahaan News Corporation yang berpusat di sidney Australia.tapi jaringan bisnis penerbitan Maxwell tak kalah dengan Murdoch. Terutama kerakusannya mengambil alih penerbit yang terancam bangkrut. Sampai saat ini belasan penerbit di eropa dan amerikaberada dibawah pengelolaan Maxwell. Hanya saja, sampai akhir hanyatnya, Maxwell membatasi diri di bidang penerbitan. Sedangkan Murdoch, selain menguasai penerbit di Australia, inggris, dan Amerika, juga bergerak di bidang pertelevisian,film, sampai uranium.
            Sudah menjadi ciri khas dari Maxwell untuk selalu datang dengan kejutan. Proses pengambilalihan New York Daily News bulan maret lalu, misalnya, oleh sebahagian orang dianggab gambling dan penuh kontroversi. Sebab, koran yang pernah punya nama ini bangkrut karena aksi mogok kariawannya.
            Nama pengusaha Inggris berumur 68 tahun ini mulai terkenal ketika ia berhasil membangkitkan koran The European. Dengan gayanya yang agak kasar dan urakan, berkali- nasional yang paling laris di Inggris, Mirror Group News Papare (MGN), yang mempunyai oplah 2,9 juta eksemplar sehari, sehargaUS$ 148 juta.
            Ambisinya di bidang penerbitan memang tidak main-main. Pada 1983 ia sempat sesumbar, “Nantinya akan ada 10 perusahaan gajah dalam bisnis komunikasi dan informasi di dunia, dan saya adalah salah satunya “ sambil berusaha melaksanakan ambisinya itu, ia mencaplok penerbit yang lebih besar dari Daily Mirror, seperti New York Daily News, yang sempat membuat geger kota New York.
            Tapi agaknya pengambilalihan itu lebih merupakan pertimbangan prestise dari pada u Maxxwell tetap harus menombokinya terus terusan, selain mempunyai Daily Mirror dan New York Daily News, Maxwell memiliki The Sunday Mirror,The Sunday Mail, serta The European. Di amerika ia juga mengoperasikan macmilan publishing house, sebuah jaringan penerbitan yang mer ebak ke mancanegara.
            Salah satu resep keberhasilannya adalah kerja keras. Bisnis penerbitannya di jalankan dengan tangan besi. Ia, ,misalnya, tak segan segan memecat redaktur surat kabar yang menentang kehendaknya. Ia juga selalu ikut mengawasi keuangan perusahaan. Dalam menjalankan kerajaan persnya, Maxwell memang sering mencampuradukkan kepentingan pribadi, keluarganya, dan masyarakat. Namun, resep utama suksesnya adalah menekan overhead cost. Ia, misalnya, mengganti 2.000 karyawannya dengan komputer.
            Akibat terlalu campur tangan itu pula, belakangan bisnis yang di bangunnya selama 40 tahun itu mengalami kemunduran. Namun, Maxwell bisa meyakinkan banyak orang, termasuk para Bankir. Karena pinjaman dari beberapa Bank, perusahaannya bisa bertahan hingga saat ini (1991). Makanya, selain mewariskan sejumlah perusahaan dan kapal pesiar seharga US$ 12 juta, Robert Maxwell juga mewariskan utang milyaran dollar dibidang politik, Maxwell juga berpengaruh. Sebagai orang sosialis-warsan orang tuanya- ia bersama-sama Murdoch merupakan pendukung partai buruh. Ia berjanji akan mempertahankan Daily Mirror sebagai satu-satunya sporter partai buruh. Berkat sokongan koran koran Maxwell dan Murdoch, Gough whitlam dari partai buruh merebut kursi perdana mentri pada 1972 tapi tiga tahun kemudian Witlam jatuh gara gara pukulan bertubi tubi dari media milik Maxwell.
            Selain itu, ia juga memiliki jaringan politik di pemerintah Uni Soviet, Eropa timur, israel, disamping Amerika serikat. Ta heran bila baru baru ini penerbit di amerika menyambut Maxwell dan korannya mempunyai sangkut paut dengan dinas rahasia israe di moskow.
            Sebenarnya, keterlibatan Maxwell dalam bisnis penerbitan bisa dikatakan kebetulan. Ia dilahirkan di ceko-slovakia. Ketika tentara nazi merebut tanah airnya, ia melarikan diri ke prancis dan bergabung dengan para sukarelawan ceko-slovakia di legiun asing perancis. Ketika perancis kalah, ia beruntung bisa menyeberang ke inggris. Di negara ini dia bergabung dengan tentara inggris dengan pangkat letnan. Kepandaiannya dalam berbahasa membuat Maxwell di tugaskan di bagian intelijen.  Inggris bagian pers dikota berlin.
            Dari sinilah ia memulai usahanya dengan membeli sebuah penerbit jurnal ilmu pengetahuan dan buku teks. Dengan dukungan modal dari bank dan keluarga istrinya, penerbit yang di beri nama Pegamonpres itu menjadi sebuah penerbit yang cukup besar. Namun, pada 1969 bisnisnya terpukul. Selain harus melego perusahaannya, dia juga di tendang dari  dewan direksi Pergamon oleh pemegang saham baru. Setelah melalui liku liku pegadilan, pada 1974 ia berhasil mengambil kembali Pergamon. Dan ternyata bukan hanya Pergamon yang ia ambil alih, beberapa penerbit lain bsa di caploknya.
            Kendati ambisinya begitu besar, Maxwell keberatan jika dikatakan seagai seorang kapitalis. Saya adalah orang sosialis. Jika sementara ini saya memoeroleh laba, itu Cuma kebetulan, ujarnya..ia memang raja koran, sekaligus politikus. ( TEMPO EDISI 1991 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar