Rabu, Maret 09, 2011

KEGAGALAN MENGUBAH SEJARAH

Sejarah yang penuh darah selalu berakhir sepi, Kejahatan mengantarkan sukses tetapi bukan kebahagiaan
           
            Kejahatan dan kekerasan lewat Godfather I (1972) da Godfather II (1974) sudah terlanjur mengundang simpati. Penonton tak mampu menolak untuk memihak dewa mafia Don Vito Courleone, Mario fuzo dan Francis Ford Copolla telah menghasilkan sekenario yang bagus, hingga menghujam ketitik titik kemanusiaan. Kita terus terseret untuk menatap raja raja mafia yang bergelimang darah itu sebagai manusia. Kita seperti diajak membenarkan setiap keputusan pembunuhan yang terjadi sambung menyambung tu.
            Vito sebatang kara akibat tradisi veddeta di sicilia. Ia menyelundup ke New York dan melahirkan dirinya sebagai penjahat besar. Lalu mengangkat keluarga corleone kepuncak kerajaan hitam. Namun, dalam kedudukannya ebagi Godfather, ia diberondong peluru oleh lawan lawannya. Toh masih mampu hidup, terutama karena diselamatkan oleh si bontot: michael corleone. Tapi maut tak pergi dari keluarga yang sukses itu. Sony  anaknya yang paling tua, terbunuh secara keji. Adik perempuannya connie, menikah dua kali dan selalu berakhir berantakan. Fredo, anak yang paling lemah, diperalat orang dan akhirnya mati di tangan Michael sendiri.
            Di dalam Godfather III michael, dalam usia 60-an berusaha untuk mengubah sejarah keluarga. Ia menukar bisnis kotor di dunia kasino dan real estate,bank dan pertarungan di wall street. Ia melebarkan sayabnya ke Eropa, masuk kedalam Bank Vatikan. Sluruh film adalah perjuangan michael untuk membalikkan sejarah keluarga. Ia anti, kekerasan. Anti kejahatan. Tidak memerlukan lagi darah, tetapi ahli hukum. Vincent mancini, putra sony, yang begitu brutal dan begitu pemarah, tak sependapat dengan michael. Direstui oleh connie, ia ingin mengembalikan kegagahan keluarga corleone. Berkuasa dan di takuti. Michael berusaha menuntun keponakannya itu. Mengajaknya melihak dunia sudah berubah. Mengajarinya untuk hidup sebagai manusia yang terhormat. Namun, kemauan baik itu kandas akibat kelompok kelompok mafia seperti tak menghendaki kepergian keluaraga corleone. Joe jaza, yang meneruskan bisnis kotor sepeniggal corleone, menjadi musuh. Ia menyilang langkah langkah michael dengan kekerasan. Michael akhirnya sadar bahwa ia sudah terlalu tua untuk menghadapi semua itu. Ia memegang tangan Vincent dan menobatkannya sebagai penerus. Tetapi dengan syarat: Vincent tidak boleh meneruskan percintaan dengan marie, saudara sepupunya, puteri michael.
            Bagian ketiga dari trilogi keluarga corleone ini menjadi kisah panjang yang rawan. Dituturkan oleh copolla dengan gambar gambar yag cermat, intens, dan dramatik. Copolla dibantu puzzo kembali menampilkan diri sebagai tukang cerita yang lihai dan sangat menguasai medianya.
            Godfather III adalah balada kegagalan untuk mencabut diri dari masa lalu. Genangan dosa dosa itu, yang diakui secara terus terang oleh michael, seperti mengutuknya. Kalu kita sempat kepincut menganggap kejahatan adalah kepahlawanan, kita akhirnya diingatkan kembali. Diatas segala perasaan perasaan kemanusaiaannya itu, michael corleone harus menebus dosanya: membunuh orang, memerintah orang untuk membunuh, membunuh saudara sendiri.
            Copolla membrikan simpatinya secara penuh kepada michael. Ia berulang kali memanggil gambar gambar masa lalu michael dengan rasa rindu. Kemtian michael, pada akhir cerita, seperti kematian bapaknya. Ia duduk sendirian memakai topi di halaman, bagaikan orang yang sudah begok. Lalu jatuh. Copolla seperti menunjukan bahwa sejarah yang penuh darah selalu berakhir sepi. Kejahtan mengantarkan kepada sukses tetapi bukan kebhagiaan.
           
            Tempo edisi agustus 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar