Rabu, April 06, 2011

ACEH GREEN



“Setidaknya Negara-negara industri maju di Amerika, Eropa, China,India, dan Jepang tidak bernafas secara “gratis””
Aceh merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, mulai dari hasil bumi berupa Gas alam, Emas, Timah, hingga hutan yang masih perawan. Khusus untuk hutan, populasi hutan aceh masi bisa dikatakan sebagai salah satu hutan  yang terbesar di Indonesia setelah Kalimantan. Hutan aceh meruapakan aset yang memiliki nilai “jual” yang tinggi dalam upaya penyeimbangan seluruh ekosistem yang bergantung pada hutan, mulai dari populasi hewan, air, hingga penyeimbangan iklim.
Dalam pertemuan Governors forest and climated task force meeting ( pertemuan gubernur se-Dunia membahas perubahan Iklim dan Hutan ) yang berlangsung pada  tanggal 28 september hingga 2 oktober 2009 di California Amerika serikat. Irwandi Yusuf selaku Gubernur Aceh yang ikut dalam pertemuan tersebut mengambil momen dengan mempromosikan atau “menjual” kekayaan hutan aceh kepada seluruh peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut, yang notabane nya merupakan delegasi dari negara-negara industri maju  seperti Amerika, Eropa, China, India, dan Jepang.
Dalam kesempatan itu Gubernur Aceh memaparkan pemanfaatan Hutan yang ada di Aceh guna penyeimbangan ekosistem dan Iklim bagi Negara-negara Industri yang kondisi alamnya mulai tercemar. program yang di beri nama “ visi Aceh Green” ini kan menjadi sebuah investasi baru bagi Aceh, di karenakan  dalam program ini Negara-Negara Industri maju akan membayar kompensasi penggunaan Hutan aceh, “ setidaknya Negara-Negara industri maju di Amerika, Eropa, China, India, dan jepang tidak bernafas secara “gratis”” ungkap Gubernur. Dengan diterimanya program ini  pemerintah Aceh langsung memberlakukan program Jeda Tebang selama 10 tahun dan reboisasi di Aceh yang akan menambah populasi hutan kedepan.
Namun dengan adanya program ini, apakah Masyarakat aceh akan mendapatkan imbas langsung dari Aceh Green ini, atau bahkan akan memunculkan “cukong-cukong” baru dalam pemanfaatan program ini?. Dengan milyaran kompensasi yang akan didapatkan Aceh dari program ini tentunya masyarakat sangat mengharapkan imbas yag membuat kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama sehingga mengurangi jumlah kemiskinan di aceh, tentunya dengan pengelolaan yang baik sehingga program ini tidak menjadi ladang baru bagi “cukong-cukong” intelektual untuk memperkaya diri sehingga masyarakat aceh kembali hanya menjadi penonton dari Program ini, semoga pemerintah aceh sepenuhnya melaksanakan program ini demi kesejahteraan masyarakat aceh kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar